efek

Sabtu, 08 Juli 2017

PENINGGALAN ISLAM DI VENESIA

Ini Peninggalan Islam di Venesia

Palazzo Zen di Venesia, Italia.
Palazzo Zen di Venesia, Italia.
Sejumlah tempat di Venesia secara jelas menunjukkan eratnya hubungan kota ini dengan dunia Islam pada masa lalu.

Sejarawan dari Universitas Cambridge, Inggris, mengatakan, jika ingin melihat beberapa peninggalan Islam di Venesia maka berdirilah di alun-alun yang berada di depan Basilika Santo Markus. Di salah satu sisi alun-alun ini, terdapat Istana Doge. Bangunan megah bertingkat tiga ini meniru gaya Masjid Ibnu Tulun di Kairo.

Desain eksterior istana ini juga memiliki kemiripan dengan aula pengadilan dan Masjid Sultan al-Nasir Muhammad di Kairo. Hal itu karena salah seorang utusan Venesia pada saat itu, Nicolo Zen, membawa pulang gambar karya-karya arsitektur di Kairo setelah kunjungannya ke Mesir pada 1344.


Tak jauh dari istana itu, berdiri gagah Torre dell ‘Orologio, menara jam raksasa yang pembuatannya terinspirasi dari risalah tentang kinerja robotika karya ilmuwan Muslim, Al-Jazari. Sejarawan Muslim Ibnu Jubayr menyebutkan, jam yang sama mekanismenya telah dibuat di Masjid Agung di Damaskus. Di belakang jam raksasa itu terdapat Caffé Florian, sebuah tempat yang mirip dengan rumah kopi di Istanbul, Turki.

Dari depan Basilika Santo Markus, melangkahlah ke Grand Canal. Di salah satu sisi Grand Canal ini terdapat galeri Accademia yang penuh dengan karya referensi dari para cendekiawan Muslim. 

 Image result for peninggalan islam di italiaRelated image

Selain Istana Doge, ada dua istana lain di Venesia yang kental dengan nuansa Islam, yakni Istana Ca’Dario dan Istana Ca’d’Oro. Pembangunan Istana Ca’Dario berawal dari kekaguman diplomat Venesia, Giovanni Dario, saat melakukan misi ke Kairo pada abad ke-15. Konon, ia terkagum-kagum pada kemegahan Istana Amir Bashtak al-Nasiri. Seperti halnya Istana Ca’Dario, Istana Ca’d’Oro pun sarat dengan sentuhan gaya arsitektur Mesir

Senin, 03 Juli 2017

Legenda Penyihir Terkenal Di Dunia(dunia nyata)

Sejarah singkat Sihir

Witch Hunt - Sejarah Singkat tentang Sihir dan Perburuan Penyihir

Asal Mula ilmu Sihir

ada beberapa petunjuk yang mengarah kalau ilmu sihir - andai beneran ada dan bisa dipraktekkan - adalah ilmu yang telah berusia sangat tua, petunjuk tersebut bertebaran baik di naskah kuno peradaban maupun kitab suci.

konon, ilmu sihir adalah pengetahuan dari .. eh .. "atas" sana yang kemudian diturunkan ke manusia melalui malaikat pembelot, Fallen Angels, di Islam Harut dan Marut adalah nama 2 Malaikat yang Mengajarkan Ilmu Sihir di Babilonia Kuno yang selanjutnya tersebar ke berbagai penjuru bumi.

di Mesir, nama dewa Thoth dikenal sebagai sosok penyihir yang hebat, peradaban Sumeria dan Yunani pun mempunyai kisah sihirnya sendiri yang biasanya diasosiasikan dengan kemampuan supranatural yang mengagumkan oleh seorang tokoh pada zaman tersebut.

kalau mau jujur bahkan orang orang hebat dan Nabi Nabi tertentu di kitab Abrahamik juga punya kemampuan khusus yang bisa juga ditafsirkan sebagai sihir (tapi biasanya disebut mujijat dari Tuhan, jos gandos emoticon-Ngakak (S) ) seperti Nabi Musa dan tongkatnya serta Nabi Sulaiman dengan pengetahuannya yang menakutkan.

tak berhenti sampai disitu, di abad abad pertengahan ilmu alchemy, alkimia, kabarnya sedikit banyak juga menerapkan sihir dalam pelaksanaannya (walau mungkin saking ajaibnya ilmu kimia orang bisa salah duga mengira itu sihir).

sampai dengan hari ini, sihir - andai beneran ada dan nyata - konon juga masih dikenal dengan namanya masing masing di berbagai negara dari Haiti di Amerika Selatan hingga ke Eropa dan Asia



Legenda Penyihir Terkenal Di Dunia(dunia nyata)


Spoiler for tiada refos di antara kita:



Legenda Penyihir Terkenal Di Dunia(dunia nyata)

Penyihir dan ilmu sihir sudah ada di antara kita sejak ribuan tahun. Dan kebanyakan kaum wanita lah yang sering dituduh sebagai penyihir. Di abad pertengahan, masa kegelapan eropa, banyak wanita wanita yang dituduh sebagai tukang sihir, dan mereka dieksekusi mati, tanpa pengadilan yang adil. Kita tidak pernah tahu wanita mana yang benar-benar tukang sihir dan mana yang tidak, tapi yang jelas adalah, lebih banyak wanita wanita tak bersalah saat itu menemui ajalnya hanya karena cap tukang sihir.

Tukang sihir wanita ada di semua mitos dan legenda di seluruh dunia. Rata-rata mereka digambarkan sebagai wanita yang kecantikannya menggoda, namun adapula yang digambarkan seburuk Iblis. Penulis mempunyai keyakinan bahwa mitos, legenda, dan sejarah ada benang merahnya, sehingga semua yang disebut dewa-dewi oleh mitologi dan semua tokoh legenda kemungkinan adalah manusia juga yang dijadikan teladan atau contoh buruk bagi generasi berikutnya, sehingga lama kelamaan tokoh tokoh itu dianggap dewa oleh generasi setelah generasi-generasi berikutnya. Oleh karenanya penulis memasukkan juga tokoh tokoh mitologi yang diceritakan menguasai sihir.

Meskipun hari ini kita memiliki beberapa petunjuk tentang kehidupan para penyihir paling terkenal di dunia, kita tidak pernah tahu pasti siapa yang benar benar memiliki kekuatan sihir dan siapa yang cuma seorang wanita biasa. Dan mana yang benar benar kisah belaka. Silakan anda memutuskannya sendiri:


1. Calon Arang

Legenda Penyihir Terkenal Di Dunia(dunia nyata)


Calon Arang adalah seorang tokoh dalam cerita rakyat Jawa dan Bali dari abad ke-12. Tidak diketahui lagi siapa yang mengarang cerita ini. Salinan teks Latin yang sangat penting berada di Belanda, yaitu di Bijdragen Koninklijke Instituut.

Diceritakan bahwa Calon Arang adalah seorang janda penguasa ilmu hitam yang sering merusak hasil panen para petani dan menyebabkan datangnya penyakit. Ia mempunyai seorang puteri bernama Ratna Manggali, yang meskipun cantik, tidak dapat mendapatkan seorang suami karena orang-orang takut pada ibunya. Karena kesulitan yang dihadapi puterinya, Calon Arang marah dan ia pun berniat membalas dendam dengan menculik seorang gadis muda. Gadis tersebut ia bawa ke sebuah kuil untuk dikorbankan kepada Dewi Durga. Hari berikutnya, banjir besar melanda desa tersebut dan banyak orang meninggal dunia. Wabah Penyakit pun muncul.

Raja Airlangga yang mengetahui hal tersebut kemudian meminta bantuan penasehatnya, Empu Baradah untuk mengatasi masalah ini. Empu Baradah lalu mengirimkan seorang muridnya bernama Empu Bahula untuk dinikahkan kepada Ratna. Keduanya menikah besar-besaran dengan pesta yang berlangsung tujuh hari tujuh malam, dan keadaan pun kembali normal.

Calon Arang mempunyai sebuah buku yang berisi ilmu-ilmu sihir. Pada suatu hari, buku ini berhasil ditemukan oleh Bahula yang menyerahkannya kepada Empu Baradah. Saat Calon Arang mengetahui bahwa bukunya telah dicuri, ia menjadi marah dan memutuskan untuk melawan Empu Baradah. Tanpa bantuan Dewi Durga, Calon Arang pun kalah. Sejak ia dikalahkan, desa tersebut pun aman dari ancaman ilmu hitam Calon Arang.


2. Isis

Legenda Penyihir Terkenal Di Dunia(dunia nyata)

Isis adalah dewi Mesir Kuno untuk kesuburan, pengobatan, pengetahuan, dan sihir. Isis sebenarnya hanya julukan – tidak diketahui siapa nama aslinya. Karena huruf Hieroglif tidak mengandung vokal, dewi Isis disebut sebagai “asset” atau “is-set”. Kata “asset” dieja “isis” dalam bahasa Yunani. Artinya, “wanita bermahkota”. Soalnya, dewi Isis selalu mengenakan mahkota lebai yang bentuknya mirip tahta/singgasana, dan itulah arti dari namanya.

Trinitas Isis, Osiris, dan Horus merupakan kisah legenda yang terkenal di negara piramid ini dan mungkin Andapun pernah dengar. Isis adalah istri dari Osiris, dan mereka berdua memiliki putra tunggal bernama Horus. Beberapa orang berpendapat bahwa Isis dan Osiris sebenarnya hanya manusia biasa yang berasal dari benua yang hilang, Atlantis, sebab ada kecocokan antara simbol-simbol Atlantis dengan simbol yang dikenakan Isis dan Osiris. Sebagian lagi berpendapat bahwa mereka adalah alien atau setidaknya keturunan alien (hehehe ..). Karena kelebihan ilmu pengetahuan mereka, kemudian masyarakat setempat menganggap mereka dewa-dewi. Apalagi dalam bahasa hieroglif, kata “is-set” (Isis) juga dapat merujuk kepada makna “manusia tidak kekal”.

Dalam legenda Mesir Kuno, dewi Isis dan suaminya sering turun ke bumi untuk mengajarkan berbagai ilmu pengetahuan kepada manusia : seperti cara membangun piramid, struktur alam semesta, cara bertani dan beternak, pengobatan, termasuk ilmu sihir. Isis menguasai ilmu sihir dengan mencelakai ayah tirinya, Ra. Karena Ra adalah penguasa lalim, Isis mengirimkan ular kobra yang menggigitnya, dan hanya Isis lah yang memiliki obatnya. Dengan itu Isis memaksa, Ra untuk memberikan rahasia sihir kepadanya, dengan pertukaran obat. Oleh Isis, ilmu sihir ini diajarkan kepada rakyat Mesir.

Hampir semua murid-murid yang diajari langsung oleh Isis adalah kaum wanita. Salah satu ajaran Isis yang terkenal adalah ilmu sihir yang menggunakan ikatan tali atau simpul tali sebagai mediumnya. Bahkan, simpul kepangan rambut pun bisa dipakai untuk mengendalikan cuaca . Intinya, dalam sihir Isis, semua jenis simpul bisa jadi medium sihir. Sampai-sampai, ada simbol yang disebut “Simpul Isis” atau “the knot of isis”. Bentuknya mirip simbol Mesir Kuno “ankh”, hanya saja kedua tangannya terkulai.

Sebagai catatan, pada masa itu semua penyihir yang menggunakan simpul Isis sebagai medium magicnya adalah wanita. Bahkan pada masa Greco-Roman, semua pendeta yang melestarikan ajaran dewi Isis adalah wanita.

Penyebaran Sihir Dewi Isis
Dari masa ke masa, pemujaan Isis menggurita sampai ke luar Mesir. Di Yunani, muncul kisah dewi gandum Demeter yang pada hakikatnya, agak menyontek dari kisah Isis yang rajin turun ke bumi untuk mengajar kepada manusia. Muncul kuil-kuil pemujaan Isis. Di Sumeria, pemujaan dewi Isis menyaingi jumlah orang yang memuja dewi lokal mereka, Astarte.
Setelah agama Kristen berkembang di Romawi, ritual pemujaan Isis dilarang.Tapi toh, hal ini tidak mencegah penyebaran ajaran Isis di daerah luar Romawi. Di Irak, terdapat kuil-kuil pemujaan Isis yang berasal dari pertengahan 600M. Sebagai informasi, periode ini juga bersamaan dengan awal periode kenabian Rasulullah SAW dan awal kelahiran Islam. Dan Surah Al-Falaq merupakan wahyu yang diturunkan di Mekah, ketika Islam awal-awal lahir.



3. The Witch of Endor


Legenda Penyihir Terkenal Di Dunia(dunia nyata)

Dalam Perjanjian Lama, sang Penyihir dari Endor disebutkan dalam bab 28, ayat 3-25. Rupanya, dia memiliki sebuah jimat yang dapat membantunya melakukan kontak dengan Nabi Samuel (yang pada waktu itu, telah meninggal). Ayat-ayat Alkitab yang menyebutkan Witch of Endor sangat menarik dan menimbulkan banyak kontroversi terutama di Abad Pertengahan, ketika para teolog tidak bisa menerima sebagai kebenaran, hal yang menyebutkan bahwa adalah mungkin untuk memanggil arwah orang-orang kudus dengan cara sihir. Mereka lebih percaya bahwa yang Penyihir dari Endor panggil sebenarnya adalah setan yang mengambil bentuk Samuel.


4. Cassandra


Legenda Penyihir Terkenal Di Dunia(dunia nyata)

Cassandra adalah karakter terkenal dari mitologi Yunani. Dia adalah putri dari Raja Priam dari Troy dan dia diberkati sekaligus dikutuk oleh Apollo yang mencintainya tapi cintanya ditolak oleh Cassandra: diberkati dengan karunia clairvoyance dan dikutuk sehingga nubuat nya tidak akan pernah dipercaya. Dia memiliki nasib yang menyedihkan karena ia diperkosa dan dipaksa menjadi selir dari Agamemnon pemenang perang Troya. Setelah kedatangan mereka di Athena, raja dan Cassandra, keduanya dibunuh oleh Clytemnenstra, istri Agamemnon, dan kekasih gelapnya.

5. Angéle de la Barthe (1230-1275)


Legenda Penyihir Terkenal Di Dunia(dunia nyata)

Seorang wanita kaya dan mulia dari Toulouse, Angéle hidup pada abad 13. Dia seorang tokoh Catharisme, sebuah sekte yang dianggap sesat oleh gereja. Angéle de la Barthe diduga orang pertama yang telah dieksekusi, sebagai bagian dari Perburuan Penyihir Wanita di Abad Pertengahan, karena dituduh mempraktekkan sihir . Dia dituduh berhubungan seks dengan Iblis dan melahirkan anaknya, monster pemakan bayi. Tuduhan ini muncul setelah banyak bayi menghilang didaerah itu. Dalam rangka untuk "mendorong" dia untuk mengaku dosa-dosa, ia disiksa oleh Inkuisisi. Kemudian, de la Barthe dinyatakan bersalah dan dieksekusi. Tidak ada catatan dari sidang-nya, namun banyak orang meragukan bahwa dia pernah ada.

6. Alice Kyteler (1280-1325)
Alice Kyteler adalah seorang wanita kaya yang tinggal di Irlandia. Pada saat kematian suaminya, ia dituduh telah meracuni nya (dan dia mengorbankan hewan untuk Iblis) oleh anak tirinya yang menginginkan hartanya. Banyak tuduhan terhadap dirinya agak mencurigakan dan anehnya begitu rinci, seperti ritual magis yang dia lakukan dengan menggunakan beberapa bahan aneh seperti rambut dari bokong dan item pakaian yang diambil dari bayi yang tidak dibaptis. Dikatakan juga bahwa barang-barang misterius, seperti mantera-mantera dan bubuk sihir juga ditemukan di rumahnya. Akibatnya, dia dijatuhi hukuman mati, tetapi entah bagaimana, satu malam sebelum eksekusi, dia kabur dan tidak pernah terlihat lagi sejak saat itu.


7. Mother Shipton (1488-1561)

Dia mungkin adalah salah satu penyihir besar. Nama asli nya Southeil Ursula, dia seperti ditakdirkan untuk hidup sebagai orang buangan. Ursula tidak hanya lahir dari seorang ibu remaja yang diduga adalah seorang penyihir, tapi dia juga sangat cacat dan sangat buruk, karena kakinya yang melengkung, kepala sangat besar dan pipi cekung. Dia juga memiliki gigi yang lengkap sejak lahir. Semua penduduk desa percaya bahwa dia adalah anak Iblis, terutama karena nama ayahnya tidak diketahui. Meskipun banyak hal aneh terjadi disekitarnya saat masa kanak-kanaknya (seperti benda benda terbang dan beberapa hal magis lainnya), ia tercatat dalam sejarah untuk bakatnya yang lain, yaitu, sebagai pelihat masa depan/peramal yang menakjubkan. Reputasinya sama dengan Nostradamus. Dia memprediksi peristiwa bersejarah abad ini dan masa depan yang jauh ("di seluruh dunia pikiran akan terbang dalam sekejap mata" ~ mungkin ini deskripsi Internet). Meskipun tidak banyak dari nubuat asli disimpan, dan sebagian besar diketahui telah ditemukan, ia tetap menjadi peramal Inggris yang paling terkenal.



9. Marie Laveau (1801-1881)

Wanita ini adalah praktisi voodoo yang paling representatif di dunia. Dia tinggal di Louisiana, negara bagian amerika di mana boneka voodoo pertama kali muncul dan berhasil menjadi ikon dari agama ini. Dia adalah ratu Voodoo yang terkenal karena bakatnya dalam melakukan ritual voodoo, serta untuk kebaikannya. Dikatakan bahwa ia pernah didatangi oleh seorang pria New Orleans yang memintanya untuk membantu anaknya (terdakwa kasus pembunuhan), melarikan diri dari penjara. Dia meminta imbalan rumah yang dimiliki keluarga pria tersebut. Meskipun anak pria tersebut sudah hampir pasti akan dihukum, Sihir Marie Laveau ternyata ampuh dan anak itupun divonis bebas.

10. Silver Ravenwolf (1956-)Silver Ravenwolf adalah penyihir kontemporer. Dia adalah pemimpin sekaligus pendiri Wicca, aliran Neopagan modern yang diyakini menjadi salah satu aliran paling cepat berkembang di amerika saat ini. Wicca mempraktekkan ritual ritual sihir. Dia juga Seorang penulis yang sangat terkenal dari Wicca dan Paganisme, dan menjadi direktur dari Black Forest Circle dan Seminari, sebuah organisasi yang mencakup banyak klan Wicca di Amerika dan Kanada. Penyihir modern ini tanpa diragukan lagi, jauh lebih beruntung dibandingkan para pendahulunya, karena ia hidup di dunia yang siap menerima apa pun, selama 'apapun' ini tidak merugikan siapa pun.

SEJARAH DAN WISATA PEKALONGAN

Masa Prasejarah
Image result for peninggalan  di pekalongan
Data permukiman awal dari masa prasejarah dan awal masa sejarah kuno sebagaimana ditunjukan oleh adanya peninggalan megalitik dan lingga yoni dibeberapa tempat di daerah Kabupaten Pekalongan di bagian selatan menunjukan bahwa pemukiman penduduk telah berlangsung lama dan telah mengenal sistem kemasyarakatan dan keagamaan. Sistem kemasyarakatan yang bagaimana tidak dapat diketahui pasti karena terbatasnya sumber informasi.

Beberapa benda peninggalan sejarah yang berada di daerah Kabupaten Pekalongan berupa Yoni dan Lingga dan bukti peninggalan yang lain seperti:
1. Lingga/ Yoni yang berada di Desa Telagapakis Kecamatan Petungkriyono.
2. Yoni yang berada di Dukuh Gondang Desa Telogohendro wilayah Kecamatan Petungkriyono.
3. Lingga yang berada di Dukuh Mudal Desa Yosorejo wilayah Kecamatan Petungkriyono
4. Lingga/ Yoni yang berada di Dukuh Parakandawa Desa Sidomulyo Kecamatan Lebakbarang.
5. Yoni yang berada di Dukuh Pajomblangan Kecamatan Kedungwuni
6. Yoni yang berada di Dukuh Kaum Ds. Rogoselo Kecamatan Doro.
7. Yoni yang berada di Desa Batursari Kecamatan Talun.
8. Archa Ghanesha yang berada di Desa Kepatihan Kecamatan Wiradesa.
9. Archa Ganesha yang berada di Desa Telogopakis Kecamatan Petungkriyono
10. Batu lumpang yang berada di Desa Depok Kecamatan Lebakbarang.
11. Batu Lumpang yang berada di Dukuh Kambangan di Desa Telogopakis Kecamatan Petungkriyono dan sebagainya.

Data pemukiman pada periode awal Abad Masehi sampai Abad XIV dan XV sangat langka dan terbatas, sehingga sulit dipastikan pertumbuhan dan perkembangan komunitas di wilayah Pekalongan pada masa pengaruh kebudayaan Jawa Hindu berkembang di Jawa. Hal ini terjadi karena sampai masa kini belum ditemukan prasasti peninggalan tertulis yang mampu mengungkapkan kehidupan pada masa itu. Banyak ditemukan toponim, beserta tradisi lisan, berupa legenda mitos, atau cerita rakyat yang berkaitan dengan toponim, akan tetapi sulit untuk memastikan kebenaran data legenda atau cerita rakyat tersebut.

Seperti yang dikemukakan oleh SCHRIEKE, Negara Kertagama, karya tulis penting pada masa Majapahit, sama sekali tidak menyebut nama-nama daerah di Pantai Utara Jawa sebelah barat Lasem yang mencakup daerah Tegal, Pekalongan dan Semarang, yang pada masa itu diduga masih jarang dihuni penduduk. Sementara daerah lain seperti Demak, Jepara , Kudus dan Pati telah berkembang menjadi daerah penting.

Masa Kerajaan Demak

Data sejarah pada periode abad ke 15 dan abad ke 16, diperoleh melalui sumber-sumber tertulis disamping sumber-sumber peninggalan bangunan makam kuno, kuburan dan bangunan lain dari masa perkembangan Islam di Jawa.

Pada masa abad ke 16 diduga wilayah Pekalongan telah menjadi daerah yang dilewati oleh hubungan komunikasi dari dua kerajaan Islam Demak dan Cirebon, dan pada masa kemudian menjadi wilayah pengaruh kerajaan Mataram Islam pada abad ke 17. Selanjutnya pada abad ke 18 wilayah Pekalongan menjadi pengaruh VOC (Verenigde Oost Indische Compagnie), Persekutuan dagang di India Timur - Belanda, terutama sejak tahun 1743, yaitu setelah VOC menerima imbalan jasa bantuan yang diberikan VOC kepada Mataram.

Sejak 1800-an sampai 1942 Wilayah Pekalongan secara langsung menjadi wilayah administratif wilayah Pemerintahan Hindia Belanda, atau disebut wilayah Gubernemen. Sementara itu setelah lahirnya wilayah Republik Indonesia pada 1945 Wilayah Pekalongan tidak beda dengan wilayah lainnya menjadi Wilayah administrasi Pemerintahan Republik Indonesia.

Pekalongan Mulai Dikenal

Banyak sumber mengatakan bahwa Pekalongan mulai dikenal setelah Bahurekso bersama anak buahnya berhasil membuka Hutan Gambiran/Gambaran, atau dikenal pula Muara Gambaran. Hal ini terjadi setelah Bahurekso gagal didalam penyerangan ke Batavia, bersama anak buahnya kembali ke Pantai Utara Jawa Tengah, namun secara sembunyi-sembunyi, sebab kalau diketahui oleh Pemerintah Sultan Agung pasti ditangkap dan dihukum mati. Sehingga terus melakukan yang disebut TAPA-NGALONG. Dari sinilah muncul prediksi-prediksi berkaitan dengan istilah PEKALONGAN.

Menurut penuturan R. Basuki (Putra Almarhum R. Soenarjo keturunan Bupati Mandurorejo) ; nama Pekalongan berasal dari istilah setempat HALONG - ALONG yang artinya hasil. Jadi Pekalongan disebut juga dengan nama PENGANGSALAN yang artinya pembawa keberuntungan. Sehingga prediksi Topo Ngalong itu hanya gambaran/sanepo yang mempunyai maksud siang hari sembunyi, malam hari keluar untuk mencari nafkah.

Didalam babad Sultan Agung yang merupakan sumber yang dapat dipercaya istilah pengangsalan nampaknya juga muncul. :"Gegaman wus kumpul dadi siji, samya dandan samya numpak palwa, gya ancal mring samudrane ; lampahe lumintu, ing Tirboyo lawan semawis ; ing Lepentangi, Kendal, Batang, Tegal, Sampun, Barebes lan Pengangsalan. Wong pesisir sadoyo tan ono kari, ing Carbon nggertata" (senjata-senjata telah berkumpul jadi satu. Setelah semuanya siap, para prajurit diberangkatkan berlayar.

Pelayarannya tiada henti-hentinya melewati Tirbaya, Semarang, Kaliwungu, Kendal, Batang, Tegal, Brebes dan Pengangsalan. Semua orang pesisir tidak ada yang ketinggalan (mereka berangkat menyiapkan diri di Cirebon).

Sehingga dari beberapa uraian tersebut, prediksi Topo Ngalong hanya gambaran atau sanepo yang mempunyai maksud, pada siang hari sembunyi, dan hanya keluar pada malam hari untuk mencari makan/nafkah

Masa-masa awal perkembangan Pekalongan tidak banyak disebut dan sumber-sumber asing baik Portugis maupun Belanda , seperti dalam Reis Journalen, Suma Oriental (Tome Pires, 1994), Scheep togt van Tristanto d'acunha (Pieter Van Der Aa, 1706) The Voyager of Jonh Huygen van Linschouten to the east Indies ( A.C Burnell dan P.A Tiele, 1884), dan catatan perjalanan lainnya.

Sumber -sumber tersebut menyebutkan nama kota-kota di pantai Utara Jawa pada Abad XVI seperti Cirebon, Tegal, Kendal, Demak, Jepara, Tuban, Sedayu, Gresik dan Surabaya, akan tetapi tidak menyebutkan Pekalongan.

Sementara itu nama Pekalongan dan data historisnya dapat ditelusuri dalam Babad Tanah Jawa, Babad Mataram, Serat Khandaning Ringgit Purwo, Serat Pustaka Raja Purwo, Babad Sultan Agung , Dagh Register (1623 - 1799) , Opkomst Van Het Nederlandsch gezag in Oost Indie ( J.K.J de Jonge & M.L Van Deventer , eds; 1862 - 1909, 13 jilid ), laporan VOC lainnya, laporan Pemerintah Hindia Belanda, Buku-buku dan Publikasi lainnya seperti regering Almanak van Nederlandsch Indie (1820-1850) dan Oud end Nieuw Oost Indie (F. Valentijn) dan Sumber lainnya.

Pada masa ini administrasi pemerintahan secara keseluruhan berdasarkan keseluruhan berdasarkan keputusan dari pemerintah Hindia Belanda, misalnya bentuk pemerintahan Kabupaten yang disebut Regent, adalah bentuk pemerintahan yang dipimpin oleh seorang Bupati.

Tujuan Wisata Kabupaten Pekalongan
[ Selasa, 01 Agustus 2006 ]

OBJEK WISATA LINGGO ASRI

Panorama alami dan udara yang sejuk menjadi cirri khas obyek Wisata Linggoasri yang terletak di sebelah selatan Kecamatan Kajen Kabupaten Pekalongan pada ketinggian 700 m dpl.

Perpaduan potensi alam, pegunungan dan hutan wisata serta kondisi masyarakat yang masih pedesaan menjadi faktor yang menarik untuk dinikmati. Disamping itu, letak yang cukup menguntungkan di tepi jalan Propinsi antara Kabupaten Pekalongan dan Banjarnegara sangat memudahkan bagi wisatawan untuk berkunjung.





EKOWISATA PETUNGKRIYONO

Petungkriyono merupakan salah satu kecamatan Kabupaten Pekalongan berlokasi di lereng Gunung Ragajambangan pada ketinggian 900 – 1600 m dpl. Sebuah kawasan yang sejuk dengan keragaman kemolekan dan keindahan alam yang cocok untuk tempat wisata. Dari ibukota Kabupaten Pekalongan berjarak 30 km dan dapat di capai dengan kendaraan umum. Sebagai kawasan ekowisata, Petungkriyono merupakan lokasi yang memberikan banyak pilihan untuk melakukan pemenuhan hasrat berwisata alam secara bertanggung jawab. Di kawasan ini anda dapat memperoleh pengalaman melakukan penjelajahan alam dan kegiatan outbond.

BUMI PERKEMAHAN

Dengan luas 4 hektar, Camping Ground yang berada di Dusun Dranan Desa Yosorejo disediakan bagi para pecinta alam, pelajar maupun para wisatawan yang dilengkapi dengan MCK, Pendopo, Pos Jaga dan tempat bermain.

OBYEK WISATA WATU IRENG

Obyek wisata yang berupa batu besar dan berwarna hitam ini lebih dikenal masyarakat sebagai Obyek Wisata Watu Ireng. Watu Ireng yang terletak di Desa Lambur Kecamatan Kandangserang, 17 km ke arah selatan dari Ibukota Kabupaten Pekalongan, diperkirakan bagian dalamnya berongga.

OBYEK WISATA PANTAI DEPOK

Sebagai salah satu daerah pesisir, Kabupaten Pekalongan juga memiliki potensi wisata air yang berbeda dengan daerah – daerah sekitarnya yaitu Pantai Depok. Lokasi yang terletak di desa Depok Kecamatan Siwalan Kabupaten Pekalongan menyimpan banyak potensi yang layak dikunjungi. Sederetan pohon nyiur yang tumbuh disekitar kawasan Pantai Depok menjadi daya pemikat yang utama.

OBYEK WISATA PANTAI WONOKERTO

Pantai Wisata Wonokerto terletak kurang lebih 5 km dari jalan raya Wiradesa arah utara tepatnya di Desa Wonokerto Kecamatan Wonokerto, pada bulan Dhulkaidah di tempat ini biasa diadakan acara sedekah laut yang diadakan oleh masyarakat nelayan setempat.

WISATA ALAM LOLONG

Wisata Alam Lolong terletak kurang lebih 6 Km dari kota Kecamatan Karanganyar. Potensi wiasata ini juga didukung dengan adanya buah durian yang sudah cukup terkenal pada setiap musimnya.

WISATA ALAM ROGOSELO

Wisata Alam Rogoselo terletak kurang lebih 14 km dari ibu kota Kecamatan Doro tepatnya di Desa Rogoselo. Wisata berupa petilasan/cagar alam Arca Baron Sekeber dan Makam Ki Gede Atas Angin.

OBYEK WISATA CURUG MUNCAR

Dikenal sebagai daerah yang sangat eksotis dengan keindahan air terjun dan pemandangan alamnya. Air terjun Curug Muncar ini banyak sekali dikunjungi oleh para wisatawan dan para pecinta alam.
RUMAH MAKAN



RM. Dradjat

Jl. Raya Wiradesa Kecamatan Wiradesa



RM. Barokah

Jl. Raya Wiradesa Kecamatan Wiradesa



RM. Bu Nani

Jl. Raya Pacar Tirto Kecamatan Tirto



RM. Subali

Jl. Raya Pacar Tirto Kecamatan Tirto



RM. Cita Rasa

Jl. Raya Pekuncen Kecamatan Wiradesa







RM. Sederhana

Jl. Raya Pekuncen Kecamatan Wiradesa



RM. Mbok Berek

Jl. Raya Pacar Tirto Kecamatan Tirto



RM. Na’im

Desa Kebonagung Kecamatan Kajen



RM. Sederhana

Jl. Raya Gandarum Kecamatan Kajen



RM. Pindang Tetel

Kelurahan Sapugarut Kecamatan Buaran



PANDUAN WISATA RELIGIUS

Khaul Mbah Agung Rogoselo

Kecamatan Doro

Khaul Ibu Agung Siti Ambariyah

Desa Bukur Kecamatan Bojong

Khaul Syekh Siti Jenar

Desa lemah Abang Kecamatan Doro




Makam Adipati Jayeng Rono

Desa Kauman Kecamatan Wiradesa

Makam Mbah Gendon

Desa Kauman Kecamatan Kesesi



PANDUAN WISATA KELUARGA

Kolam Pemancingan & Rumah Makan Tirta Alam

Karang Gondang Kecamatan Karanganyar

Kolam Renang dan Lesehan Tirta Asri

Kecamatan Kedungwuni






Kolam Renang dan Rumah Makan Lesehan Prima Graha

Kecamatan Karanganyar

PANDUAN WISATA BELANJA

Grosir batik, ATBM dan Konveksi Pantura

Jl. Raya Bondansari Kecamatan Wiradesa

Penyebaran Islam di Pekalongan Abad XV-XVII

 
Menelusuri Jejak Penyebaran Islam di Pekalongan
Penyebaran Islam di Pekalongan Abad XV-XVII

Kuatnya nuansa santri yang religius dalam kehidupan masyarakat Pekalongan merupakan satu bukti keberhasilan Islamisasi. Hal ini tentunya dapat dirunut jauh ke belakang dari masa awal penyebaran agama Islam itu sendiri. Pekalongan sebagai daerah pesisir, sebagaimana daerah pesisir utara Jawa lainnya, merupakan sasaran dakwah yang awal dibandingkan daerah pedalaman, sehingga sangat wajar mengalami perkembangan yang lebih cepat. selain itu, banyak terdapat situs makam auliya’ yang tersebar dari dataran rendah di utara sampai daerah dataran yang lebih tinggi di daerah selatan. Bukti ini mendukung pandangan umum yang berlaku bahwa Islam datang dan menyebar di Jawa berkat jasa para wali, lebih khusus lagi para Walisongo.

Meskipun daerah Pekalongan telah berpenghuni sejak zaman prasejarah, namun nama Pekalongan itu sendiri baru muncul pada masa kerajaan Mataram Islam pada masa Sultan Agung. Adapun proses islamisasi dipastikan telah sampai ke daerah yang nantinya menjadi wilayah Pekalongan ini jauh sebelum berdirinya kerajaan Mataram Islam.

Pada abad ke-15 kemungkinan besar proses Islamisasi telah ada di Pekalongan. Pada masa Raden Rahmat atau Sunan Ampel (w.1481 M) yang dianggap sebagai pemimpin Wali Sanga, sebagaimana disebutkan dalam Babad Tanah Jawi edisi Meinsma. Sunan Ampel telah sukses melakukan penyebaran Islam setelah mendirikan pesantren di Kembang Kuning. Pondok Pesantren ini menjadi pusat penyebaran Islam yang pertama di Jawa. Di tempat inilah dididik pemuda-pemudi Islam sebagai kader untuk kemudian disebarkan ke berbagai tempat di seluruh pulau Jawa, antara lain Raden Paku atau Sunan Giri, Raden Patah yang kemudian menjadi Sultan pertama Demak, Raden Makdum Ibrahim, putranya yang terkenal dengan sebutan Sunan Bonang kemudian Syarifuddin yang belakangan dikenal dengan sebutan Sunan Drajat.

Salah seorang murid Sunan Ampel yang makamnya ditemukan di desa Wonobodro Kecamatan Blado Kabupaten Batang bernama Syaikh Zilbani. Namun sejauh ini belum diperoleh informasi mengenai sejarah hidup Syaikh Zilbani kecuali hanya informasi bahwa ia sebagai murid Sunan Ampel. Dimungkinkan sekali wilayah dakwah beliau tidak hanya terbatas di Wonobodro atau Batang saja, namun juga meliputi daerah Pekalongan dan sekitarnya. Mengingat antara Batang dan Pekalongan adalah dua kota dan daerah yang berdekatan. Selain itu, di kompleks pemakaman Wali di Desa Wonobodro terdapat juga makam Maulana Maghribi dan Ki Ageng Pekalongan. Keberadaan makam murid Sunan Ampel di daerah ini mengindikasikan bahwa pada abad ke-15 penyebaran Islam telah sampai di daerah Pekalongan.

Pada periode perkembangan berikutnya perkembangan Islam melaju dengan pesat bersamaan munculnya kerajaan Islam Demak (1472-1546 M). Demak menjadi pusat penyebaran agama Islam. Secara berangsur-angsur islamisasi menunjukkan keberhasilannya di daerah pesisir utara Jawa Tengah pada abad ke-15. Dengan perkembangan tersebut, para wali menganggap tepat saatnya untuk membangun Masjid Agung di ibukota kerajaan Bintoro Demak sebagai sarana penyebaran keilmuan Islam yang lebih efektif. Masjid Agung Demak ini dibangun sekitar tahun 1479 M atau 884 H. Masjid yang didirikan oleh para wali ini memiliki peran sangat penting dalam penyebaran keagamaan Islam di Jawa Tengah. Masjid Demak ini mengalami renovasi pertama oleh putra Raden Patah yaitu Raden Trenggana (berkuasa 1504 M-1546 M) pada tahun 1506 M.

Peristiwa pembangunan Masjid Agung Demak tersebut ada hubungannya dengan pembangunan masjid tertua di kota Pekalongan yakni Masjid Aulia yang berada di lokasi Pemakaman Umum Kelurahan Sapuro, Kecamatan Pekalongan Barat. Bangunan Masjid ini didirikan pada tahun 1135 Hijriah, yang berarti usia masjid tersebut sudah mencapai 295 tahun. Diduga dari masjid inilah penyebaran agama Islam dilakukan di kawasan Pantura. Menurut Kiai Dananir, salah satu pengelola masjid, bangunan masjid yang tergolong tua di Kota Pekalongan itu, penuh dengan nilai-nilai sejarah penyebaran Islam di daerah pesisir pulau Jawa. Seperti terlihat pada kayu-kayu untuk bangunan masjid Aulia yang berasal dari sisa pembangunan Masjid Demak masa Walisongo. Kemudian mimbar untuk khutbah berornamen ukir-ukiran lengkap dengan trap tangga layaknya masjid-masjid tua, ternyata mimbar itu merupakan hadiah dari kerajaan Demak Bintoro masa Walisongo. Bahkan terlihat adanya prasasti di atasnya bertuliskan tahun 1208 Hijriyah.

Ditambahkan, perjalanan sejarah pembangunan Masjid Aulia diawali dari siar agama Islam dari tokoh ulama Bintara Demak melalui pesisir Pantura, masing-masing Kyai Maksum, Kyai Sulaiman, Kyai Lukman dan Nyai Kudung. Keempat ulama itu sedianya membangun masjid di sekitar Alas (hutan) Roban (Plelen-Batang). Bahkan pondasinya dan tempat wudlu sudah dibuat. Namun belakangan mereka memperoleh petunjuk jika daerah setempat nantinya tidak ada penghuninya. Sehingga pendirian masjid tidak diteruskan (situsnya masih ada di seputar Alas Roban Batang). Merekapun akhirnya menemukan tempat di Sapuro.

Di sekitar lokasi tersebut terdapat makam habib atau ulama-ulama besar maupun tokoh kerajaan. Di antaranya, Habib Ahmad Alatas, Pangeran Adipati Aryo Notodirjo yang wafat tahun 1899, Bupati Pasuruan R. Tumenggung Amongnegoro yang wafat tahun 1666 dan beberapa sesepuh lainnya.

Keberadaan Masjid Auliya’ tidak dipungkiri merupakan bukti sejarah yang penting bagi masyarakat Pekalongan. Akan tetapi kalau kita cermati, terutama tahun pendiriannya yakni 1135 H atau sekitar dengan 1723 M maka akan sangat jauh sekali jika dibandingkan dengan pendirian masjid Agung Demak 1479 M maupun masa renovasi pertama kali pada masa Sultan Trenggana pada 1506 M. Oleh karena itu bisa jadi apa yang disampaikan perlu pengkajian lebih lanjut.

Masih berkaitan dengan Masjid Agung Demak sebagai pusat penyiaran Islam di pesisir Utara Jawa Tengah. Di kabupaten Pekalongan, tepatnya di desa Rogoselo Kecamatan Doro terdapat petilasan/cagar alam Arca Baron Sekeber dan Makam Ki Gede Atas Angin atau Pangeran Atas Angin. Menurut cerita yang berkembang di masyarakat setempat Baron Sekeber adalah orang Eropa yang sakti yang berkelana untuk menjajal kesaktiannya. Konon ia hanya dapat terkalahkan oleh Ki Gede Atas Angin seorang wali sakti dan jasadnya menjelma menjadi arca batu.

Sebagaimana disebut De Graaf dan Pigeaud, mengutip hikayat Hasanuddin, setelah Masjid Agung Demak berdiri maka ditunjuklah Sunan Bonang, Putra Raden Rahmat untuk menjadi imam namun kemudian beliau meletakkan jabatan itu untuk pergi mula-mula ke Karang Kemuning kemudian ke Bonang. Pengganti Sunan Bonang adalah suami cucu Nyai Gede Pancuran yang diberi nama Makdum Sampang. Nyai Gede Pancuran adalah putri Raden Rahmat yang konon menikah dengan Pangeran Karang Kemuning, seorang alim ulama dari “Atas Angin” dari Barat. De Graaf dan Pigeaud memperkirakan ia adalah orang Melayu atau orang yang berasal dari India atau Arab yang bernama Ibrahim.

Kesamaan nama sebagaimana disebut De Graaf dengan legenda yang hidup di Masyarakat Rogoselo tentang Ki Gede Atas Angin, ada kemungkinan merujuk kepada tokoh yang sama. Kalau hal ini benar maka Ki Gede Atas Angin ini adalah menantu Raden Rahmat atau Sunan Ampel. Seorang ulama yang turut menyebarkan agama Islam di daerah Pekalongan. Namun bila dikaji dari sisi Baron Sekeber yang kabarnya adalah orang Belanda atau Eropa. Dimana kedatangan orang Eropa ke Jawa adalah jauh sesudah masa Raden Rahmat. Maka argumentasi Ki Ageng Atas Angin adalah orang yang sama agaknya terpatahkan dengan sendirinya.

Selain makam Ki Gede Atas Angin di Desa Rogoselo, di sebelah selatan masjid kauman Rogoselo juga terdapat makam wali yang dipercaya sebagai penyebar agama Islam. Beliau adalah Ki Ageng Rogoselo atau menurut Habib Luthfi bin Yahya nama aslinya adalah Syaikh Abdullah. Atas saran dari Habib Luthfi nama beliau diabadikan menjadi Nama masjid di kompleks Batalyon 407 Kompi C Senapan di Wonopringgo. Belum diperoleh informasi yang jelas mengenai asal-usul dan biografi Syaikh Abdullah ini.

Dari sebutan para penyebar Islam di Pekalongan di atas di mana menggunakan sebutan Ki Ageng, Ki Gede atau Ki Agung ada kemungkinan bahwa mereka itu termasuk bagian dari Bhayangkari Islah (pelopor kebaikan), yaitu para penyebar keagamaan yang diorganisir oleh para wali dengan tugas melaksanakan penyebaran agama sejak masa Sunan Ampel.

Jejak penyebaran Islam di Pekalongan dapat ditelusuri juga dari keberadaan petilasan yang diyakini warga sekitar sebagai petilasan Syaikh Siti Jenar yang terdapat di desa Lemah Abang Kecamatan Doro. Syaikh Siti Jenar disebutkan pernah berguru kepada Sunan Giri, namun pengaruh tarekat yang pernah dipelajarinya di Gujarat lebih kuat pada dirinya. Syaikh Siti Jenar adalah pengikut tarekat Akmaliyah. Tarekat ini berhulu kepada Abu Yazid al-Bustami (w. tahun 874 M) dan al-Hallaj (abad 9 M) yang mengajarkan pantheisme. Dengan demikian di Pekalongan pada abad ke-15 dan 16 penyebaran Islam yang bercorak tasawuf heterodoks telah berlangsung dan ini kebanyakan berlangsung di daerah selatan di mana corak kehidupan masyarakatnya agraris yang kehidupannya relatif kurang dinamis.

Dari beberapa paparan di atas, tampaknya Islamisasi di Pekalongan selalu memiliki kaitan dengan dengan sosok Sunan Ampel dan Sunan Giri sebagai pemimpin organisasi Bhayangkari Islah. Bahkan ketika Giri Kedaton sebagai pusat penyebaran Islam ditaklukkan oleh Sultan Agung pada tahun 1635 M, sebagaimana dikisahkan dalam Serat Centhini, anak-anak Sunan Giri, yaitu Pangeran Jayengresmi, Jayengsari, dan Rancangkapti, mengembara (dibuku ditulis escape) meninggalkan Gresik untuk menyelamatkan diri, dengan terus menyebarkan agama Islam. Akan tetapi, perjalanan mereka tidak seiring sejalan. Jayengresmi (kelak menjadi Seh Amongrogo) yang ditemani santrinya Gathak dan Gathuk (Jamal dan Jamil) dari Giri menuju Karang, sedangkan kedua adiknya yang bermaksud mencarinya, dengan ditemani santrinya Buras, dari Giri menuju Pekalongan kemudian ke Sukoyoso (posisinya di sekitar Magelang, Jawa Tengah). Dari kisah ini Pekalongan dianggap sebagai daerah yang cukup penting sebagai tempat untuk menyelamatkan diri sekaligus tempat berdakwah. Saat itu dipastikan daerah Pekalongan sudah banyak komunitas Islamnya sebagai hasil penyebaran Islam pada dua abad sebelumnya

Minggu, 25 Juni 2017

MISTERI ANUNNAKI SEJARAH SUMERIA KUNO

Anunnaki – Mitologi Sumeria

 

Anunnaki dikenal manusia terdiri dari para Dewa yang utama yang ada pada peradaban Mesopotamia (Sumeria, Akkadia, Babylon, Assyria). Nama Anunnaki sendiri diartikan sebagai ‘darah bangsawan’, ‘keturunan pangeran’, atau ‘para manusia yang datang dari surga dan turun ke Bumi’. Menurut The Oxford Companion to World Mythology, Anunnaki dikenal sebagai Dewa – Dewa bangsa Sumeria, mewakili kesuburan, Dewa bawah tanah dimana mereka menjadi hakim.
Nama mereka diambil dari Dewa Langit bernama ‘Anu’. Dikatakan bahwa mereka juga disebut sebagai kelompok Dewa yang berkaitan dengan sebutan Igigi, tetapi tidak jelas digambarkan dalam sejarah tentang kondisi ini.
Berdasarkan mitologi tentang banjir besar Atra – Hasis dikatakan bahwa Igigi adalah generasi keenam dari para Dewa yang dipaksa bekerja untuk Anunnaki, lalu ini berakhir dalam pemberontakan selama 40 hari, semua ini pekerjaan para Dewa ini digantikan dengan manusia.
Disebutkan bahwa manusia diciptakan Anunnaki untuk melakukan penambangan emas yang dibutuhkan Anunnaki untuk memperbaiki atmosphere planet mereka yang rusak karena perang antar ras.
Enuma Elish yang juga dikenal dengan istilah The Seven Tablets of Creation adalah mitologi tentang penciptaan dalam kepercayaan Sumeria, dalam mitologi ini diceritakan bahwa pada proses penciptaan ini ada 600 Igigi dari langit.
Sedangkan dalam mitologi Babylonia, Enuma Elish (versi terakhir Enuma Elish yang berkaitan dengan Marduk), dikatakan bahwa Marduk memutuskan untuk membagi dua para Anunnaki, penempatan mereka adalah untuk di Bumi dan langit.
Dalam legenda tentang Gilgamesh, Anunnaki juga disebutkan ketika Utnaphistim menceritakan tentang kejadian banjir besar, fenomena ini mirip dengan cerita tentang Noah. Tujuh hakim bawah tanah yang disebut Anunnaki kemudian melakukan persiapan untuk membuat kobaran api besar di bumi, karena badai besar sebentar lagi tiba.
Berdasarkan mitologi Babylonia dan Assyria, Anunnaki adalah anak – anak dari Anu dan Ki, saudara – saudara dari para Dewa yang merupakan anak dari Anshar dan Kishar (Dewa Langit dan Dewa Bumi).
Sedangkan dalam buku Zecharia Sitchin, “The Cosmic Code”, dikatakan bahwa ada suatu masa dimana Bumi saat itu belum ada manusia, hewan – hewan masih liar dan tidak ada yang menjadi hewan peliharaan, tanaman belum ada yang membudidayakan.
Pada masa ini kemudian datanglah ke bumi sebuah group terdiri dari 50 Anunnaki. Dipimpin oleh seorang bernama E.A (artinya ; yang rumahnya adalah air), mereka melakukan perjalanan dari planet mereka, bernama Nibiru, mereka mencapai bumi, mendarat di Teluk Persia. Ini terjadi 450.000 tahun lalu.
Cerita tentang Anunnaki ini mungkin salah satu cerita paling tua di Bumi, atau memang merupakan yang tertua, ini berhubungan dengan terlahirnya pada Dewa di Bumi, dan juga ras manusia bumi. Ea kemudian menciptakan manusia pertama bumi bernama Lullu, untuk membantu pekerjaan abadi para Dewa dalam menjalankan perintah dan menjaga teluk.
Cerita ini dijelaskan dalam bentuk puisi dalam mitologi Sumeria, “Ea menciptakan manusia pertama bumi untuk mengabdi kepada para Dewa, dan membebaskan para Dewa dari tugas – tugasnya, kemudian Marduk mempersiapkan organisasi untuk mengelola akhirat, menunjuk para Dewa yang akan bertugas pada posisinya masing – masing di akhirat.
Kemudian puisi ini ditutup dengan doa panjang Marduk dalam menyelesaikan ciptaan ini.”
Dikatakan bahwa satu alasan Anunnaki datang ke Bumi adalah karena emas.
Pembangunan tambang – tambang emas itu kemudian dilakukan mereka, kemudian terjadi pemberontakan dari para Dewa yang menyebabkan mereka harus melakukan penciptaan manusia sebagai ras budak yang akan bekerja kepada mereka menggantikan para Anunnaki dalam pekerjaan mereka mencari emas di tambang – tambang yang mereka bangun di bumi.
Planet mereka Nibiru bergerak sangat jauh dari orbit, dan ini menyebabkan mereka terus berada dalam kegelapan dan penderitaan, maka saat planet mereka mulai mendekati matahari lagi, mereka sangat senang untuk mendekati bumi, dan membangun kehidupan diatas bumi. Bumi adalah planet yang hangat, sifat feminisme dari Mother Earth sanat menarik bagi mereka.
Berdasarkan mitologi Sumeria, Anunnaki dan Bumi adalah dua sifat maskulin dan feminim yang selalu bertemu, hubungan ini adalah hubungan sexual antar energi – energi maskulin dan feminim yang menciptakan manusia – manusia hybrida yang terlahir dari bumi.
Cerita – cerita ini banyak didapatkan dalam mitologi – mitologi bangsa Sumeria. Pada saat Anunnaki datang ke bumi, mereka mengganggu ritme alami dari bumi, mengganggu alam yang berada di bumi.
Mereka adalah bangsa yang memiliki teknologi sangat maju, dan mereka telah melakukan rekayasa genetika terhadap manusia pada masa yang sangat jauh dalam sejarah manusia.
Mereka adalah bangsa yang mempekerjakan manusia sebagai budak yang mempermudah semua pekerjaan mereka di bumi.
Dalam buku lain yang ditulis oleh Laurence Gardner, berjudul “Genesis of The Grail Kings” dikatakan bahwa peran Anunnaki bagi manusia adalah seperti peranan sebagai orang tua dan guru bagi umat manusia.
Bagi bangsa Sumeria, tujuan hidup mereka adalah untuk memberikan pelayanan terhadap Anunnaki, memberikan mereka makanan, minuman, dan lingkungan hidup yang menyenangkan untuk mereka. Sebagai timbal baliknya bagi Sumeria, mereka dididik tentang pelajaran kehidupan, pengetahuan alam semesta, ajaran – ajaran tentang alam semesta, kehidupan sosial dan ilmu pengetahuan lain yang mereka kuasai.
Hal ini dapat dibuktikan dengan bagaimana peradaban Sumeria, mereka adalah bangsa yang sangat maju, budaya tulisan mereka adalah salah satu tulisan tua yang termasuk salah satu budaya tulisan tertinggi di bumi.
Planet Nibiru, tempat asal Anunnaki, yang oleh bangsa Sumeria disebut sebagai Planet X adalah sebuah planet yang misterius, tidak diketahui mengapa ia berada pada solar system kita.
Dikatakan bahwa planet Nibiru adalah planet ke 12 dalam solar system dimana bumi berada. Istilah Nibiru sendiri sering dijuluki sebagai “planet yang melintas”, mereka mengorbit kepada matahari dengan lintasan yang lebih elipse daripada lintasan planet lain yang umumnya berada pada lintasan orbit horisontal.
Planet ini akan berada diantara Mars dan Jupiter tiap 3.600 tahun (1 Shar = 3.600 tahun/ lingkaran penuh) sekali, dan ketika itu terjadi, mengakibatkan banyak kehancuran pada seluruh planet pada solar system ini, karena ia ia melintas dengan sangat cepat dan menghasilkan energi rotasi yang sangat besar.
Dikatakan bahwa jauh di masa lalu, ada sebuah planet diantara Mars dan Jupiter, bernama Maldek, yang kemudian hancur berkeping – keping saat Nibiru melintasi jalur itu.
Planet ini terbelah menjadi dua, setengahnya adalah yang saat ini kita kenal sebagai asteroid belt bernama Ceres diantara Mars dan Jupiter. Kemudian pecahan nya yang setengah lagi adalah menjadi planet bumi dan bulan dari Mars.
Dikatakan bahwa Nibiru selalu melintas bersama bulan mereka yang selalu dalam keadaan terbakar seperti matahari, Indian Maya pernah meramalkan bahwa kedatangan Nibiru akan terjadi pada awal abad ke 21, ini yang dikenal dengan ramalan hari kiamat, diramalkan pada 2012 lalu, ini juga sama persis dengan ramalan dari Nostradamus, semua merujuk pada 2012.
Sekarang sudah 2016, artinya kita berpikir bumi telah aman dan ramalan itu tidak terbukti? NASA telah merilis berita bahwa mereka menemukan keberadaan ‘Brown Dwarf’ baru – baru ini, berdasarkan teori konspirasi yang dirilis ‘Disclose TV’, dikatakan NASA telah menutupi ini dari dunia selama puluhan tahun.
Tidak ada yang tahu soal ini, walaupun perubahan iklim yang lebih ekstrim tahun – tahun belakangan ini, bencana – bencana yang terjadi, diindikasikan oleh banyak peneliti adalah berhubungan dengan mendekatnya Nibiru, ini mempengaruhi semua iklim yang terjadi pada planet – planet yang ada di solar system ini.
Banyak teori tentang mendekatnya Nibiru, dan banyak orang mengaitkan ini kepada kiamat, kedatangan kembali para Anunnaki. Tiap kali kedatangan Nibiru ke tata surya ini, mereka menciptakan kehancuran besar, tetapi setelah itu kemudian terjadilah kehidupan baru. Hal ini juga diceritakan dalam Baghavad Gita.
Via- David Devanta

Comments

Jumat, 16 Juni 2017

WHAT..!! UN 2018 ESAY....?


Tahun 2018, Ujian Nasional Akan Dibuat Jadi Pertanyaan Esay

Image result for un esay 2018
"Kami berusaha, mulai tahun depan soal UN tidak lagi pilihan ganda. Sehingga dapat mengukur level kognisi siswa lebih mendalam," ujar Kepala Pusat Penilaian Pendidikan Kemdikbud, Nizam, dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (15/6/2017).
Melalui soal UN esai, lanjut dia, diharapkan dapat mengukur ketuntasan belajar siswa. Meskipun saat ini, baik guru maupun siswa belum sepenuhnya menyadari bahwa UN dapat mengukur ketuntasan belajar siswa.
Dalam konferensi pers itu juga dijelaskan jumlah satuan pendidikan yang mengikuti UNBK untuk jenjang SMP yakni sebanyak 8.879 SMP, 1.970 MTs, 198 SMP terbuka, serta 693 PKBM. 

UNBK SMP diikuti oleh 1.349.744 siswa. Meskipun demikian, dari segi persentase sekolah dan siswa UNBK jenjang SMP masih lebih rendah dari jenjang di atasnya, yakni 32 persen, karena jumlah siswa SMP/MTs jauh lebih banyak. Peserta ujian nasional jenjang SMP yang dilayani dengan kertas dan pensil (UNKP) sebanyak 2.855.633 siswa.
Nizam menjelaskan pada pelaksanaan UN SMP pada tahun ini, relatif sepi dari isu tentang kebocoran dan kecurangan pelaksanaan UN.
Indeks Integritas UN (IIUN) meningkat sebesar 8,31 poin. Namun untuk nilai rata-rata UN SMP mengalami penurunan sebanyak 4,36.
Namun demikian, sekolah-sekolah yang dulu telah mengikuti UNBK dan tahun ini tetap menggunakan UNBK tidak menunjukkan penurunan yang signifikan, justru rata-ratanya pada mata pelajaran Matematika mengalami peningkatan.
Demikian pula sekolah yang tahun lalu memiliki IIUN tinggi dan tahun ini tetap tinggi indeksnya tidak mengalami perubahan yang berarti.
Sementara sekolah yang dulunya bermasalah, dengan IIUN rendah dan tahun ini beralih ke UNBK cenderung mengalami penurunan signifikan.
Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Kemdikbud, Hamid Muhammad, mengatakan ketuntasan belajar tidak hanya diukur melalui nilai namun proses yang harus dicapai siswa.
wih ngeri nih ....selamat belajar dan selamat protes...ckkcckc salam jeha kawan.......

Sabtu, 21 Januari 2017

Asal Usul Orang (Suku) Sunda Adalah Suku Pendatang ATLANTIS / Aria

Asal Usul Orang (Suku) Sunda Adalah Suku Pendatang Aria ?

Pengantar Redaksi:
“Ada beberapa teori tentang dari mana asal orang-orang Nusantara datang? Dari Yunan China Selatan?, Atau Dari Persia, Iran Utara? Atau yang dari utara ini cuma arus balik mudik pulang kampung warga Sundaland ke tanah airnya yang sejati Puluhan ribu tahun yang lalu (antara 200.000 sd 75.000 tahun yang lalu sebelum Ledakan Supervulcano Gunung Toba dan Karakatau) ?? Hi[potesi di bawah ini, mirip dengan argumen hipotetis yang dikemukankan oleh salah seorang peneliti Melayu dari Malaysia, Al-Semantani.”  (Ahmad Y. Samantho)

Fakta sejarah ?

Asal Usul Orang (Suku) Sunda Adalah Suku Pendatang
Banyak pakar yang menyatakan bahwa orang Sunda khususnya dan Indonesia umumnya adalah para pendatang dari daerah Yunan. benarkah itu ? (Ada sebuah fakta yang dapat dianggap dongeng tapi perlu kita cermati dengan seksama).
Di daratan Asia, kira-kira antara Pegunungan Hindukusj dan Pegunungan Himalaya ada sebuah dataran tinggi (plateau) yang bernama Iran-venj, penduduknya disebut bangsa Aria. Mereka menganggap bahwa tanah airnya disebut sebagai Taman Surga, karena kedekatannya dengan alam gaib. Namun, mereka mendapat wangsit dalam Uganya, bahwa suatu ketika bangsa Iran Venj akan hancur, sehingga bangsa Aria ini menyebar ke berbagai daerah. Salah satu gerombolan bangsa Aria yang dikepalai oleh warga Achaemenide menyebut dirinya sebagai bangsa Parsa dan pada akhirnya disebut bangsa Persi dan membangun kota Persi-Polis. Pemimpin Achaemenide bergelar Kurush (orang Yunani menyebut Cyrus).

Dalam perjalanan sejarahnya, mereka membantu bangsa Media yang diserang oleh bangsa Darius. Bahkan bangsa Darius dengan pimpinan Alexander Macedonia pun pada akhirnya menyerang Persi. Dan tak lepas dari itu bangsa Persi, pada jaman Islam pun diserang dan ditaklukkan. Begitu pula oleh Jengis Khan dari Mongol, dan pada akhirnya diserang pula oleh bangsa Tartar yang dikepalai oleh Timur-Leng. Rentang perjalanan sejarah bangsa Persi ini, menyadarkan mereka untuk kembali kepada nama asalnya, yaitu Iran (dari Iran-Venj).
Segerombolan suku bangsa Aria yang menuju arah Selatan, sampailah di tanah Sunda, tepatnya di Pelabuhanratu (sekarang). آ Para pendatang itu disambut dengan ramah dan terjadi akulturasi budaya di antara mereka, pendatang dan pribumi (Sunda) saling menghormati satu sama lainnya. Proses akulturasi budaya ini dapat kita lihat dalam sistem religi yang diterapkan, Pendatang mengalah dengan keadaan dan situasi serta tatanan yang ada. Batara Tunggal atau Hyang Batara sebagai pusat “sesembahan” orang Sunda tetap menempati tempat yang paling tinggi, sedangkan dewa-dewa yang menjadi â€کsesembahan’ pendatang ditempatkan di bawahnya.
Hal itu dapat dilihat dalam stratifikasi sistem “sesembahan” yang ada di daerah Baduy, dikatakan bahwa Batara Tunggal atau Sang Rama mempunyai tujuh putra keresa, lima dewa di antaranya adalah Hindu, yaitu : Batara Guru di Jampang, Batara Iswara (Siwa), Batara Wisnu, Batara Brahma, Batara Kala, Batara Mahadewa (pada akhirnya menjadi Guriang Sakti serta menjelma jadi Sang Manarah atau Ciung Manara), Batara Patanjala (yang dianggap cikal bakal Sunda Baduy). Akulturasi ini, tidak saja dalam lingkup budaya, melainkan dalam perkawinan.
Nun jauh di sana, di Fasifik sana, Bangsa Mauri dilihat secara tipologinya, mereka berkulit kuning (sawo matang), Postur tubuh hampir sama dengan orang Sunda. Nama-nama atau istilah-istilah yang dipergunakan, seperti Dr. Winata (kurang lebih tahun 60-an menjadi kepala Musium di Auckland). Nama ini tidak dibaca Winetou atau winoto tapi Winata . Beliaulah yang memberikan Asumsi dan teori bahwa orang Mauri berasal dari Pelabuhanratu. Hal yang lebih aneh lagi adalah di Selandia Baru tidak terdapat binatang buas, apalagi dengan harimau â€کmaung’, tapi â€کsima’ maung dipergunakan sebagai lambang agar musuh-musuh mereka merasa takut.
Memang tidak banyak yang menerangkan bahwa orangIndonesia (Sunda) yang datang ke pulau ini, kecuali tersirat dalam Encyclopedia Americana Vol 22 Hal 335. Bangsa kita selain membawa suatu tatanan â€کtata – subita’ yang lebih tinggi, kebiasaan gotong royong, teknik menenun, juga membawa budaya tulis menulis yang kemudian menjadi “Kohao Rongo-rongoâ€‌ fungsinya sebagai â€کmnemo-teknik’ (jembatan keledai) untuk mengingat agar tidak ada bait yang terlewat.
Benarkah Parahiangan sebagai Pusat Dunia yang Hilang (Atlantis) ?
Untuk memudahkan menjawab pertanyaan di atas, mari kita buktikan dengan benda-benda hasil karya mereka. Salah satunya adalah Trappenpyramide, yaitu limas bertangga).
Di Jawa Barat (Tatar Sunda), Limas bertangga ini dahulu berfungsi sebagai tempat peribadatan begitu pula bagi orang Pangawinan (Baduy) dan bagi orang Karawang yang masih memegang teguh dalam adat tatali karuhun tidak boleh membangun rumah suhunan lilimasan. Bagi orang Jawa Tengah, menurut Dr. H.J De Graaf â€کhunnebedden’ dengan adanya candi-candi Hindu yang sudah sangat kental percampurannya, sehingga tidak lagi terlihat jati diri Jawa Tengahnya. Sedangkan candi-candi di Jawa Timur bentuk-bentuknya masih kentara keasliannya, karena tempelan budaya luar hanya sebagai aksesoris saja. Yang lebih jelas lagi di Bali, karena keasliannya sangat kentara.
Kembali ke daerah Polynesia, bangunan-bangunan purba â€کtrappenpyramide’ tersebar di pulau Paska hingga ke Amerika Selatan yaitu di Peru. Apa ada hubungannya dengan Sunda ?
Salah satu ekspedisi Kontiki – Dr. Heyerdahl, membuktikan dan memunculkan teorinya bahwa hal tersebut di atas merupakan hasil kebudayaan dari manusia putih berkulit merah (sawo matang). Walaupun teori ini banyak dibantah para ahli lainnya, namun dapat kita tarik satu asumsi bahwa manusia putih berkulit merah ini adalah manusia Atlantis yang hilang oleh daya magi.
Pembuktian ekspedisi Kontiki – Dr. Heyerdahl sekarang lebih terungkap itu ada benarnya. Sehingga bila melihat sejarah bahwa keturunan dari Tatar Sunda menyebrang hingga ke Polynesia itu adalah orang-orang Atlantis — yang memang karuhun kita selalu menyembunyikan dalam bentuk simbol — ekspansi kebudayaan dari Tatar Sunda ke daerah Polynesia, yaitu dengan adanya rombongan dari Palabuhanratu, dapat dibuktikan kebenaran-nya.
Seperti uraian benarkah orang Sunda pendatang atau benarkah Parahiangan pusat Atlantis ? Di sini, silahkan sidang pembaca untuk menilai lebih jeli kebenaran yang ada, karena benar adalah benar ia harus absolut tidak relatif.

Sejarah Asal Mula Urang Sunda

Sejarah Asal Mula Urang Sunda
A. Mencari Sejarah Sunda dengan Dua Perahu
SUDAH sejak tahun 1950-an orang Sunda gelisah dengan sejarahnya. Lebih-lebih generasi sekarang, mereka selalu mempertanyakan, betulkah sejarah Sunda seperti yang diceritakan orang-orang tua mereka? Katanya, kekuasaannya membentang sejak Kali Cipamali di timur terus ke barat pada daerah yang disebut sekarang Jawa Barat dengan Prabu Siliwangi sebagai salah seorang rajanya yang bijaksana. Betulkah? Sejarah Sunda memang tidak banyak berbicara dalam percaturan sejarah nasional. “Yang diajarkan di sekolah, paling hanya tiga kalimat,” kata Dr Edi Sukardi Ekadjati, peneliti, sejarawan dan Kepala Museum Asia Afrika di Bandung. Isinya singkat saja hanya mengungkap tentang Kerajaan Sunda dengan Raja Sri Baduga di daerah yang sekarang disebut Jawa Barat, lalu runtuh.
Padahal, kerajaan dengan corak animistis dan hinduistis ini sudah berdiri sejak abad ke-8 Masehi dan berakhir eksistensinya menjelang abad ke-16 Masehi. Kisah-kisahnya yang begitu panjang, lebih banyak diketahui melalui cerita lisan sehingga sulit ditelusuri jejak sejarahnya. Tetapi ini tidak berarti, nenek moyang orang Sunda di masa lalu tidak meninggalkan sesuatu yang bisa dilacak oleh anak cucunya karena kecakapan tulis-menulis di wilayah Sunda sudah diketahui sejak abad ke-5 Masehi. Ini bisa dibuktikan dengan prasasti-prasasti di masa itu.
Memang peninggalan karya tulis berupa naskah di masa itu hingga kini belum dijumpai. Tetapi setelah itu ditemukan naskah kuno dalam bahasa dan huruf Sunda Kuno, yakni naskah Sanghyang Siksa Kanda Ng Karesian yang selesai disusun tahun 1518 M dan naskah Carita Bujangga Manik yang dibuat akhir abad ke-15 atau awal abad ke-16. Suhamir, arsitek yang menaruh minat besar dalam sejarah Sunda menjuluki naskah Sanghyang Siksa Kanda Ng Karesian sebagai “Ensiklopedi Sunda”.
Naskah-naskah lainnya adalah Cariosan Prabu Siliwangi (abad ke-17 atau awal abad ke-18), Ratu Pakuan, Wawacan Sajarah Galuh, Babad Pakuan, Carita Waruga Guru, Babad Siliwangi dan lainnya.
NASKAH Sanghyang Siksa Kana Ng Karesian dan Carita Bujangga Manik disusun pada zaman Kerajaan Sunda-Pajajaran masih ada dan berkembang. Karena itu, dilihat dari kacamata sejarah, kedua naskah tersebut bisa jadi sumber primer. Sedangkan naskah-naskah lainnya yang disusun setelah Kerajaan Sunda-Pajajaran runtuh termasuk sumber sekunder. Kerajaan Sunda-Pajajaran runtuh pada tahun 1579.
Kedua naskah tersebut ditulis dengan bahasa dan huruf Sunda Kuno. Sedangkan naskah lainnya ada yang ditulis dengan bahasa dan huruf Jawa, bahasa dan huruf Arab, bahasa Jawa-Sunda atau huruf Jawa tapi bahasanya bahasa Sunda seperti naskah Carita Waruga Guru dan bahasa Melayu dan huruf Latin. Sampai tahun 1980-an, pembuatan naskah Sunda masih terus berlangsung meskipun dalam bentuk penyalinan.
Naskah Siksa Kanda Ng Karesian dan Carita Bujangga Manik ditulis di atas daun lontar dan daun palem. Naskah-naskah lainnya ada pula yang ditulis di daun nipah, daun enau atau daun kelapa. Cara menulisnya dikerat/digores dengan menggunakan alat yang disebut peso pagot, sejenis pisau yang ujungnya runcing. Sedangkan naskah-naskah yang lebih muda menggunakan kertas sebagai pengganti daun dan ditulis dengan menggunakan tinta.
NASKAH Sanghyang Siksa Kana Ng Karesian
Sebagian naskah-naskah itu ada yang tersimpan di museum baik di dalam maupun di luar negeri. Tetapi sebagian besar lainnya disimpan di rumah penduduk atau tempat-tempat tertentu yang dikeramatkan karena naskah dianggap sebagai barang sakral. Pemegangnya juga orang tertentu saja.
Karena cara penyimpanan yang tidak memenuhi syarat, adakalanya naskah rusak berat sehingga tidak bisa terbaca lagi. Naskah di Lengkong, Kuningan misalnya, tahun 1982 masih bisa dibaca. “Tetapi ketika saya datang lagi ke sana pada tahun 1987, naskah sudah tidak bisa direkontruksi lagi,” keluh Ekadjati.
Tetapi ada juga naskah-naskah yang sudah tidak disimpan dengan baik karena ahli warisnya merasa tidak mempunyai kepentingan lagi. Di Banjaran, sebuah daerah yang letaknya di Bandung Selatan, naskah yang mereka miliki disimpan di kandang ayam karena rumah sedang dibongkar. Atau ada pula yang menyimpannya di atas langit-langit dapur, sehingga warnanya menjadi kuning kehitam-hitaman.
Dengan cara penyimpanan seperti itu, apalagi berasal dari bahan-bahan yang mudah lapuk, dalam beberapa tahun saja tidak mustahil naskah-naskah tersebut tidak akan berbekas lagi, sebelum diteliti. Setelah terlambat, baru kemudian kita menyadari telah kehilangan sejarah atau kekayaan budaya…
Sebelum pengalaman pahit ini terjadi, Edi S Ekadjati dengan bantuan Toyota Foundation kemudian mengabadikannya dalam bentuk mikro film. Sekarang, sekitar 2000 naskah dari mikro film tersebut dimasukkan ke komputer sehingga suatu saat, bisa dibuat katalog yang lebih lengkap. Ini melengkapi katalog naskah Sunda yang sudah ada sekarang, yang memuat 1904 naskah.
DARI sejumlah naskah tersebut, 95 naskah ditulis dalam huruf Sunda Kuno, 438 ditulis dalam huruf Sunda-Jawa, 1.060 ditulis dengan huruf Arab (Pegon) dan 311 naskah lainnya ditulis dengan huruf Latin. Selain itu masih ada 144 naskah yang menggunakan dua macam aksara atau lebih, yakni Sunda-Jawa, Arab dan Latin.
Naskah-naskah sunda kuno
Dilihat dari jenis karangannya, naskah sejarah hanyalah sekitar 9 persen dan naskah sastra sejarah 12 persen. Sebagian besar lainnya, 25 persen berupa naskah sastra, dan naskah agama 15 persen. Sayang, walaupun jumlahnya banyak, baru sedikit sekali yang diteliti. Eddi S. Ekadjati memperkirakan baru sekitar 100-125 judul saja yang diteliti. Ini berarti, tantangan untuk para peneliti dalam meneliti sejarah Sunda masih sangat besar.
Penelitian tersebut, menurut Edi S. Ekajati, idealnya dilakukan dulu secara filologis karena ilmu yang menggarap naskah itu ialah filologi. Baru kemudian hasil suntingan filolog tersebut dijadikan obyek atau bahan studi ilmu-ilmu lain sesuai dengan jenis isi naskahnya. Sulitnya, sangat sedikit filolog yang tertarik terhadap naskah Sunda.
Belum lagi, lebih sedikit lagi yang bisa membaca huruf Sunda Kuno — itupun sebagian diantaranya berasal dari disiplin lain. Atja dan Saleh Danasasmita misalnya, keduanya sudah meninggal. Sedangkan lainnya Ayatrohaedi dan Hasan Djafar (arkeologi) lalu Kalsum dan Undang A Darsa. Edi S Ekadjati sebenarnya berlatar belakang sejarah. Tetapi karena minatnya yang besar terhadap sejarah Sunda, akhirnya mengharuskan ia mendalami filologi, sehingga dia acapkali dijuluki “berada di dua perahu”. Dia mengakui, karena terbatasnya filolog yang berminat, maka jika seseorang ingin mengetahui sejarah Sunda maka ia harus berada “di dua perahu”.
SEJARAH Sunda sangat boleh jadi berbeda dibanding sejarah etnis lain di Indonesia karena daerah ini tidak banyak mewariskan peninggalan berupa prasasti atau candi, tetapi lebih banyak berupa naskah yang kini tersimpan di museum atau tempat-tempat lainnya. Di Perpustakaan Nasional saja misalnya, terdapat 89 naskah Sunda Kuno sedangkan yang sudah dikerjakan barulah tujuh naskah.
Tetapi dari sedikit naskah itu, menurut Edi S. Ekadjati, ternyata sudah memberikan sumbangan yang sangat besar terhadap sejarah Sunda. Baik mengenai daftar raja yang memerintah dan masa pemerintahannya serta peristiwa-peristiwa sekitar yang terjadi pada saat itu, sehingga walaupun belum secara lengkap sudah bisa disusun raja-raja Sunda yang memerintah selama kurang lebih 800 tahun. Yakni, sejak Sanjaya yang memerintah pada abad ke-8 sampai Raja Sunda terakhir pada tahun 1579. Bahkan dengan naskah Siksa Kanda Ng Karesian yang ditulis pada masa Sri Baduga Maharaja, diketahui beberapa aspek kebudayaan Sunda saat itu. Sri Baduga Maharaja,dalam cerita rakyat diidentikkan dengan Prabu Siliwangi.
Jalan untuk menyingkap tabir sejarah Sunda masih panjang. Di Perpustakaan Nasional saja, masih 82 naskah lagi yang belum digarap. Walau demikian, Edi S Ekadjati optimis, suatu saat sejarah Sunda bisa disusun lebih lengkap dan jelas. Salah satu harapannya diletakkan pada jerih payah Ali Sastramidjaja atau Abah Ali, seorang peminat sejarah Sunda, yang kini sedang menggarap naskah Ciburuy bersama teman-temannya.
Sejarah Pasundan mulai terkuak
B. Sejarah Pasundan mulai terkuak
Prasasti koleksi Museum Adam Malik Jakarta, ikut memperkuat dugaan adanya kesinambungan Kerajaan Pasundan dengan Kerajaan Mataram Hindu di Jawa Tengah. Bahkan bila dikaitkan dengan temuan-temuan prasasti di Jawa Barat termasuk temuan tahun 90-an, prasasti ini ikut memberi titik terang sejarah klasik di Tanah Pasundan yang selama ini masih gelap.
Kepala Bidang Arkeologi Klasik pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas) Dr Endang Sri Hadiati didampingi peneliti arkeologi spesialis Sunda, Richadiana Kartakusuma SU, mengemukakan itu saat ditemui Kompas di ruang kerjanya di Jakarta, Senin (20/2). Keduanya ditemui dalam kaitan dengan Sejarah Klasik Sunda yang selama ini masih gelap, bila dibanding dengan sejarah klasik di Jawa Tengah, yang telah mampu memberikan sejarah lebih runtut.
Bila benar dugaan adanya kesinambungan antara Raja Sunda dan Jawa Tengah ini, maka ini merupakan asumsi sejarah baru dalam perkembangan sejarah nasional selama ini. Endang Sri Hadiati menyatakan, kesinambungan atau adanya dugaan hubungan antara Kerajaan Pasundandan kerajaan di Jawa Tengah itu disebut-sebut dalam lontar Carita Parahiyangan yang ditemukan Ciamis, Jawa Barat.
Lontar yang ditemukan tahun 1962 ini mengisahkan tentang raja-raja Tanah Galuh Jawa Barat. Salah satu lontar dari Carita Parahiyangan yang belum diketahui angka tahunnya itu di antaranya menyebut nama Sanjaya sebagai pencetus generasi baru yang dikenal dengan Dewa Raja.
Apa yang disebut dalam Carita Parahiyangan, menurut Richadiana, ada kesamaan makna dengan prasasti yang ditemukan di Gunung Wukir, yang berada di antara daerah Sleman dan Magelang (Jawa Tengah). Prasasti batu abad VII yang kemudian disebut sebagai Prasasti Canggal itu secara jelas menyebut, bahwa di wilayah itu telah berdiri wangsa atau kerajaan baru dengan Sanjaya nama rajanya, atau dikenal kemudian sebagai Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya.
“Saya belum berani memastikan adanya kesinambungan Raja Sunda dan Jawa. Yang pasti, Carita Parihiyangan yang berisi tentang cerita raja-raja Galuh itu, salah satunya menyebut nama Sanjaya yang membuat kerajaan baru, dan itu sama persis yang disebutkan dalam prasasti Canggal di Jawa Tengah,” tegas Richadiana.
Menurut Richadiana, dugaan itu diperkuat pula dengan prasasti yang dikoleksi oleh Adam Malik (almarhum), yang dikenal dengan prasasti Sragen (ditemukan di Sragen Jateng). Richadiana tidak tahu persis kapan prasasti itu dikoleksi Adam Malik. Yang pasti, prasasti itu isinya juga bisa menjadi fakta adanya dugaan kesinambungan antara Kerajaan Pasundan dan Jawa.
Dua abad hilang
Endang Sri Hadiati dan Richadiana mengakui, sejarah Pasundan memang masih gelap, artinya belum mempunyai alur sejarah yang mendekati pasti. “Tonggak sejarah klasik Jawa Barat hanya pada 6 buah prasasti Raja Tarumanegara sekitar abad V. Temuan prasati lain tidak mendukung adanya kelanjutan sejarah, karena selisih waktunya berabad-abad,” tandasnya.
Namun begitu, jika dicermati dan dikaitkan dengan temuan tahun 90-an ini, sebenarnya hanya rentang waktu dua abad saja sejarah Klasik Sunda yang hilang, bila dihitung sejak Raja Tarumanegara, yaitu antara abad ke V – VII. Richadiana mengatakan, setelah abad Raja Tarumanegara V sampai abad ke VII memang tidak ditemukan prasasti. Namun lontar Carita Parahiyangan mengisahkan adanya kehidupan raja-raja di Tanah Galuh pada abad VII, disusul kemudian adanya temuan prasasti abad VIII Juru Pangambat. Prasasti ini ditemukan di seputar prasasti Tarumanegara, yang mengisahkan tentang adanya seorang pejabat tinggi yang bernama Rakai Juru Pangambat.
Menurut Richadiana, prasasti Huludayueh yang ditemukan di Cirebon tahun 1990 mengisahkan bahwa antara abad 10 sampai 12 hidup seorang Raja bernama Pakuan. Sebelum itu ditemukan prasasti di Tasikmalaya yang dikenal dengan prasasti Rumatak. Prasasti berangka tahun 1.030 ini mengisahkan bahwa pada masa itu hidup seorang Raja Jaya Bupati.
“Sebenarnya kalau kita runut prasasti-prasasti itu sudah mengindikasikan adanya urutan sejarah klasik Sunda. Tidak ada peminat yang mempelajari sejarah klasik orang Sunda, selain orang Sunda sendiri. Itu yang menyebabkan sejarah Sunda seperti merana,”tegasnya.
PENJELASAN PRASASTI HULU DAYEUH
Sejarah Jawa Barat hingga kini memang masih agak gelap, bila dibandingkan dengan daerah-daerah lain di Nusantara. Oleh karena itu setiap temuan arkeologi dari Jawa Barat senantiasa mengundang perhatian dan rasa penasaran para pakar kebudayaan yang menggumuli masalah sejarah Sunda (Jawa Barat).
Untuk itu dikemukakan beberapa hal yang berkenaan dengan Prasasti Hulu Dayeuy. Prasasti Hulu Dayeuh tersebut bukan berasal dari (Predu) Ratudewata, tetapi kemungkinan ada hubungannya dengan Jayadewata (Raja Pakwan-Pajajaran abad ke-15 Masehi). Raja ini sama dengan SriBaduga Maharaja atau Raden pamanah Rasa alias Sang Udubasu di dalam Carita Parahiyangan, sesuai dengan yang disebutkan dalam rasasti Hulu Dayeuh itu sendiri (baris ke-11). Tetapi belum berarti bahwa prasasti tersebut dikeluarkan oleh Raja Jayadewata.
Perlu kiranya diketahui bahwa Jayadewata tidak sama dengan Ratudewata. Kedua raja ini memerintah di Pakwan-Pajajaran tetapi personilnya berbeda. Bila Jayadewata memerintah pada tahun 1482-1521 Masehi (39 tahun) maka (Prebu) Ratudewata memegang tampuk Pakwan-Pajajaran tahun 1535-1543 Masehi (8 tahun).
Bagian atas batu yang diduga mencantumkan pertanggalan prasasti tesebut patah, dan aksaranya pun turut hilang serta sebagian lagi ada yang akur, sehingga kronologi prasasti belum dapat diketahui dengan pasti. Keausan aksara itu mungkin karena semula letak batu prasastinya terbalik dengan posisi bagian atas tertanam dalam tanah, namun kini batu tesebut telah diletakkan sebagaimana mestinya.
Bentuk hurufnya diketahui beraksasa Pasca Pallava, mirip dengan aksara dalam prasasti-prasasti masa Kayuwangi-Balitung (abad ke 9-10 Masehi), bukan Kayuwanci-Belitung seperti berita terdahulu. Demikianlah ralat ini, dan sama sekali tidak dimaksudkan menyinggung perasaan hanya sekadar membenarkan apa yang mungkin dapat menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan, dalam menginterpretasikan sejarah Jawa Barat, khususnya yang berkaitan dengan Prasasti Hulu Dayeuh.
Dalam hal ini saya merasa bertanggungjawab karena saya yang mengatakan keterangan di atas secara lisan kepada Bapak Muchtar MS ketika mengadakan penelitian arkeologi di daerah Sumber, Cirebon. thanks for reads....share ye...salam jeha